Bermodal meja serta payung, kini ia mulai kembali berjualan di pinggir jalan lagi. “Kalau disini Alhamdulillah mas, dagangan bisa habis bawa 50 kilogram habis. Jauh kalau dibandingkan di dalam,” ucapnya.
Pedagang pasar tersebut menyadari apa yang ia lakukan salah. Namun hal itu terpaksa dilakukan karena kondisi di dalam bangunan kurang mendukung sehingga omzetnya turun drastis.
“Bahwa berjualan di luar pasar bisa sewaktu digusur. Namun resiko ini ia pilih demi terpenuhi pendapatan untuk keluarga tercinta.Ya gimana lagi, mending disini dapat uang dari pada didalam aman tapi sepi,” tegasnya.
Pedagang pasar tidak sendiri, banyak pedagang lain yang tetap berjualan di luar bangunan baru Pasar Templek. “Seperti di sisi timur, para pedagang sayur memutuskan untuk tetap berjualan di pinggir jalan dengan alat seadanya,”ujarnya.
“Pedagang pasar memilih menggelar tikar di bekas bangunan yang telah dirobohkan dari pada menempati bangunan kios baru Pasar Templek. Alasannya tentu berjualan di luar bangunan baru Pasar Templek lebih ramai daripada di dalam,” pungkasnya.(red)