Di sisi lain, beberapa masyarakat memberikan reaksi beragam. Sebagian menilai bahwa calon tersebut berusaha memaksimalkan peluangnya dalam kontestasi politik yang ketat, sementara yang lain mengkritik sikap tidak konsisten dan oportunis yang dapat merusak tatanan politik yang sudah ada.
Kini, semua mata tertuju pada bagaimana partai-partai tersebut akan menangani situasi ini. Apakah mereka akan bersatu menolak calon tersebut atau justru terjadi perebutan untuk mengklaimnya sebagai kandidat resmi? Yang pasti, krisis ini telah membuka kembali tentang etika dan transparansi dalam proses pencalonan pejabat publik.(red)
Facebook Comments Box