“Peningkatan kasus demam berdarah di Kabupaten Nganjuk terjadi sejak tiga bulan terakhir, pada tahun 2024 terdapat 241 kasus 6 diantaranya meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2023 lalu terdapat 205 kasus dengan kematian tiga orang,” ungkap Christiana Firmaningtyas, Kabid P2P Dinkes Nganjuk,Kamis (28/03).
Dalam upaya menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Nganjuk telah meningkatkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian. Program pemberantasan sarang nyamuk diperkuat, sementara kampanye penyuluhan kesehatan dilakukan secara massif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan DBD.
Kabid P2P Dinkes Nganjuk Christiana menggarisbawahi urgensi tindakan pencegahan. “Kami mendorong masyarakat untuk membersihkan lingkungan mereka secara teratur, menghindari penumpukan air di tempat-tempat yang tidak terpakai, dan menggunakan kelambu atau insektisida untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk,” ujarnya.
“Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk instansi kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat, untuk mengatasi krisis kesehatan ini dengan sebaik mungkin. Semua pihak diimbau untuk bersatu dalam upaya mencegah penyebaran DBD dan melindungi kesehatan masyarakat,” pungkasnya.(fjr)