NGANJUK, KLIKJATIM.id – Belasan sapi ternak milik warga Dusun Puhtulus, Desa Suru, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, mati mendadak dan misterius, hal ini menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan di antara para peternak dan warga setempat.
Belasan sapi mati mendadak dan penyebabnya masih misterius ini, totalnya mencapai 19 ekor sapi dengan waktu kematian berbeda.
Kematian mendadak sapi ternak milik warga ini menurut Kepala Dusun setempat terjadi sejak bulan Februari 2024 hingga bulan April saat ini.Ia menyebut kematian sapi milik warga tidak wajar.
Kepala Dusun Puhtulus Yulianto Wardono mengatakan, peternak sapi rata-rata menyebut kematian sapi milik mereka tak wajar. Sebab kondisi sapi mereka ini sehat-sehat saja sebelum akhirnya ditemukan mati secara tiba-tiba. Seiring waktu, laporan kematian terus bertambah dari waktu ke waktu.
“Warga melaporkan, sejak sebelum bulan puasa sampai dengan kemarin itu ada 15 orang yang melaporkan sapinya mati mendadak. Kalau totalnya sekitar 17 sampai 19 ekor,” kata Yulianto,Minggu (22/04).
“Kasus kematian sapi secara berturut-turut ini memang patut dicurigai. Pasalnya, dalam kurun waktu satu bulan saja ada 17 ekor yang mati tiba-tiba dan misterius,” jelas Yulianto.
“Jadi, ada15 orang yang lapor, satu orang bisa punya dua ekor sapi. Perkiraan ada yang belum lapor juga. Jadi yang mati sebelum bulan puasa kemarin juga ada,” kata Yulianto.
Lebih lanjut Yulianto menambahkan, hal ini sudah koordinasi dengan dinas terkait, melaporkan ke Dinas Pertanian, kita laporkan ada kematian sapi mendadak yang jumlahnya tidak sedikit dan jangka waktunya tidak berselang lama, sekitar satu bulan ada 17 ekor sapi yang mati mendadak.
“Sejauh ini dari Dinas Pertanian juga sudah melakukan pengambilan sampel atas kematian sapi misterius tersebut. Namun dari diagnosa yang disampaikan, penyebab kematian sapi yang diambil sampelnya tersebut karena penyakit,”imbuh Yulianto.
Kematian terakhir menimpa sapi milik warga bernama Surati (45) pada Jumat 04 Maret 2024. Yang awalnya sapi miliknya baik-baik saja. Bahkan bisa dikatakan sehat.
“Sebelum mati itu, kondisi sapi saya baik-baik saja, sehat-sehat. Namun sorenya langsung meninggal,” terangnya.
Surati memastikan, secara konsumsi makanan juga sangat dijaga. Bahkan rumput yang digunakan sebagai pakan merupakan rumput yang mereka tanam sendiri.